Kalau membaca judul tersebut, kalian pasti bertanya-tanya memangnya cerita rakyat bisa jadi potensi menulis naskah drama?
Yups. Semua hal yang ada di dunia ini bisa menjadi ide menulis naskah drama, termasuk cerita rakyat.
Cerita rakyat merupakan cerita yang diwariskan oleh nenek moyang kepada kita selaku generasi penerusnya melalui lisan dan memiliki nilai-nilai positif yang dapat dijadikan pedoman atau petunjuk.
Dalam memanfaatkan cerita rakyat sebagai ide penulisan drama, kita bisa berbagai cara. Apa saja itu?
Cara Mengemas Cerita Rakyat sebagai Ide Menulis Naskah Drama
- Allusion (kilatan) diartikan sebagai usaha menyinggung cerita rakyat ke dalam karya baru.
- Dekonstruksi tanpa destruksi diartikan sebagai usaha mendekonstruksi cerita rakyat yang ada untuk menjadi sebuah cerita rakyat baru yang diupayakan untuk tidak merusak citra (gambaran atau karakter diri) tokoh-tokoh dalam cerita aslinya.
Allusion (kilatan) dan dekonstruksi tanpa destruksi kok istilahnya terlalu berat dan bingung, ya?
Tenang … tenang …. Kalian juga bisa mengonversi cerita rakyat menjadi teks drama secara utuh, lho. Tentu jika mau melakukan ini, kalian perlu mengubah gaya penulisan teks cerita rakyat yang berbentuk narasi (deskripsi) menjadi gaya penulisan naskah teks drama yang berbentuk dialog.
Masih ingat kan kalau dalam dialog itu terdapat tiga unsur yang tidak boleh dilupakan, yakni tokoh, wawancang, dan kramagung.
Tokoh adalah pelaku yang mengujarkan dialog itu.
Wawancang adalah dialog atau percakapan yang diujarkan oleh tokoh.
Kramagung adalah petunjuk perilaku, tindakan, atau perbuatan yang harus dilakukan oleh tokoh.
Oh, ya, kalau kalian mau lebih kreatif lagi, kalian bisa juga mengkreasi atau mengubah bagian tertentu teks cerita rakyat sesuai dengan kreativitas kalian. Misalnya, mengubah ending.
Asyik, kan.
Apa pun pilihan kalian mau allusion (kilatan), dekonstruksi tanpa destruksi, mengonversi cerita rakyat menjadi teks drama secara utuh, atau mengubah bagian tertentu. Kalian tetap melalui lima tahapan proses menulis, lho.
Apa saja itu?
Lima Tahapan Mengembangkan Cerita Rakyat Menjadi Naskah Drama
(1) Menentukan ide, yakni memilih cerita rakyat yang menurut kalian memiliki suatu peristiwa yang menarik dan memiliki konflik yang kuat.
Contoh : Bawang Merah dan Bawang Putih.
(2) Menentukan tokoh-tokoh yang terlibat di dalamnya sekaligus membuat karakter unik.
Contoh: Bawang Merah, Bawang Putih, Ibu Tiri, Ayah Bawang Merah, Pangeran, dan tokoh pendukung/tokoh kreasi buatkan kalian.
(3) Membuat kerangka alur yang menarik dan tidak mudah ditebak (penuh kejutan).
Dalam cerita Bawang Merah dan Bawang Putih, hampir banyak orang yang mengetahui alurnya, makanya bisa dikemas dengan lebih menarik.
Contoh:
Perlawanan Bawang Putih
Struktur |
Kerangka |
Prolog | Bawang Putih ditinggalkan ayahnya ke luar kota |
Dialog | |
Orientasi | Ibu Tiri meminta Bawang Putih membersihkan rumah |
Komplikasi | Bawang Putih menyapu |
Bawang Merah mengotori lantai | |
Bawang Putih menyapu lagi | |
Bawang Merah kembali mengotori lantai | |
Klimaks | Bawang Putih kesal dan akan melaporkannya pada Ayah |
Bawang Merah tetap mengotori lantai | |
Bawang Putih merekam aktivitas Bawang Merah | |
Bawang Putih mengirimkan video kepada Ayah | |
Resolusi | Ayah tiba-tiba pulang |
Ayah memarahi Bawang Merah dan Ibu Tiri | |
Ayah meminta agar keduanya tidak memperlakukan Bawang Putih sebagai pembantu | |
Epilog | Bawang Putih hidup bahagia meski Ayah kembali melanjutkan perjalanan ke luar kota |
(4) Mengembangkan kerangka itu ke dalam dialog-dialog dengan memerhatikan struktur teks drama yang terdiri atas prolog, dialog, dan epilog.
Contoh Mengembangkan Kerangka Menjadi Teks Drama Secara Utuh
Prolog
Suara mesin mobil telah terdengar, Ayah mengangkat koper dan menuju beranda rumah. Ada Bawang Putih yang menatap sedih atas kepergian Ayah, lalu ada Ibu Tiri dan Bawang Merah yang tampak biasa saja.
Tanpa bersuara, Ayah memeluk Bawang Putih, lalu Bawang Merah dan Ibu Tiri. Ayah melambaikan tangan tanda perpisahan. Lalu, mobil berjalan hingga suaranya tak terdengar.
Dialog
Ibu Tiri: “Bawang Putih, bantu Ibu membersihkan rumah!”
Bawang Putih tersenyum memandang Ibu Tiri-nya yang begitu bersahabat. Kata “bantu” membuatnya seolah-olah bukan memerintah, tetapi menemani untuk bersih-bersih.
Bawang Putih : “Baik, Bu.”
Bawang Putih langsung membersihkan rumah dari arah dapur. Ibu Tiri juga mengambil sapu, entah membersihkan bagian mana. Saat dapur telah hampir bersih, tiba-tiba Bawang Merah mengotori dengan jejak sepatunya yang menyentuh tanah.
Bawang Putih : “Merah, aku minta tolong lepas dulu sepatunya. Aku telah selesai menyapu. Kenapa dikotorin lagi?”
Bawang Merah : “No, comment! Itu sih derita lo! Masa bodoh nggak mau tahu!” (ucap Bawang Merah sambil bernyanyi).
Bawang Putih terdiam. Ia mengelus dada agar bisa sabar. Sementara, Bawang Putih kembali menyapu. Ketika, ia telah selesai menyapu, Bawang Merah kembali hadir dengan membawa tumpukan sampah yang ditentang dan berceceran di lantai.
Bawang Putih : “Merah!” (teriak lantang)
Teriakan Bawang Putih membuat Ibu Tiri mendatangi dapur.
Ibu Tiri : “Apa ini ramai-ramai?”
Bawang Putih : “Ini, Bu, Putih sedang nyapu malah dikotorin.”
Bawang Merah : “Gitu aja ngeluh!”
Ibu Tiri : (tertawa terbahak-bahak) “Ini semua memang tugasmu jika Ayah tidak ada.”
Bawang Putih : (kaget) “Apa?”
Bawang Merah : “Hidupmu akan seperti pembantu.” (lalu pergi bersama Ibu Tiri)
Bawang Putih : (bingung) “Bagaimana bisa mereka berubah begitu cepat? Padahal, keduanya begitu baik padaku sebelum Ibu menikah dengan Ayah.”
Bawang Putih kembali menyapu. Setelah itu, menyadarkan punggungnya ke tembok. Ia benar-benar merasa lelah. Sambil beristirahat, ia memainkan ponsel. Tiba-tiba Merah datang, lalu berlalu-lalang dengan sepatunya yang basah penuh bekas tanah.
Bawang Putih langsung mengambil ponsel dan memvideo perlakuan saudara tirinya. Ia tanpa banyak berbicara langsung mengirimnya pada Ayah.
Bawang Merah : “Kenapa kamu diam saja? Capek ngomong, ya?”
Bawang Putih : (tersenyum lalu tertawa)
Ibu Tiri tiba-tiba datang. Lalu, uring-uringan melihat dapur yang kotor. Ia lalu melemparkan piring ke lantai.
Bawang Putih : (tertawa sekali lagi dan kali ini lebih kencang).
Ibu Tiri : (kembali menjatuhkan piring ke lantai) “Sapu yang bersih!”
Bawang Putih langsung mengambil sapu. Ia menyapu dengan bersih.
Tiba-tiba ….
Ayah : “Putih!”
Bawang Putih, Ibu Tiri, dan Bawang Merah menoleh ke asal suara.
Bawang Merah : “Ayah, kok sudah pulang. Bukannya masih lama?”
Ayah : “Ayah tak habis pikir dengan perilaku kalian.”
Ibu Tiri : “Ini tadi Merah dan Putih main-main. Lalu, lempar-lemparan piring, jadinya dapur berantakan.”
Ayah : “Aku tak percaya alasanmu. Kalian telah membuat putriku menderita. Aku telah melihat semua perlakuan Ibu dan Merah.”
Bawang Merah dan ibunya terdiam. Mereka ketakutan.
Ayah : “Ini peringatan pertama dan terakhir. Tidak boleh ada lagi yang menyuruh Putih seperti pembantu!”
Ibu Tiri : “Baik, Ayah, Ibu berjanji tak akan menyiksa Putih lagi. Kalau untuk tugas rumah akan Ibu bagi adil dengan Merah.”
Ayah: “Baguslah kalau begitu.”
Epilog
Akhirnya, Ayah kembali ke luar rumah dan menaiki mobil. Sementara itu, Merah membersihkan dapur dan Putih hanya melihat. Namun, usai membersihkan dapur, Merah langsung meminta maaf kepada Putih. Putih melihat ketulusan yang mendalam dari Merah. Mereka pun berbaikan dan hidup bahagia sebagai sepasang saudara tiri.
Wah, kok beda banget dengan jalan cerita aslinya, ya? Namanya juga kreativitas. Jadi, sah-sah saja, ya.
(5) Membaca ulang naskah yang telah dikembangkan dan merevisi sesuai dengan kaidah kebahasaan naskah drama. Makanya, setelah menulis, kalian perlu membaca Pedoman Ejaan yang Disempurnakan Edisi V untuk mengetahui tata cara penulisan ejaan dan tanda baca. Apabila kalian menemukan kesalahan, kalian bisa langsung merevisi, ya.
Wah, materinya telah usai nih. Yuk, kita diskusi!
Pertanyaan Pemantik
1) Menurut kalian, lebih mudah menulis naskah drama berdasarkan ide sendiri (original) atau memanfaatkan ide yang sudah ada seperti teks cerita drama?
2) Setelah membaca postingan ini, apakah kalian telah menemukan ide menulis naskah drama bersumber dari cerita rakyat? Tulis ide yang kalian temukan, ya!
3)Apakah ada materi yang belum kalian pahami atau ingin didiskusikan?
Petunjuk Menjawab
1) Carilah tempat mengirimkan komentar seperti gambar di atas. (lokasinya berada di bagian bawah blog)
2) Tuliskan jawaban pada kolom komentar.
3)Tuliskan nama lengkap dan alamat email pada kolom yang disediakan. Untuk website, silakan dikosongi.
4) Lalu, tekan post comment untuk mengirimkan jawaban.
Sampai berjumpa pada materi selanjutnya, ya!
35 Comments. Leave new
Jawaban:
1.menurut saya lebih mudah menulis naskah dengan ide sendiri (original)
2.sudah,saya mempunyai ide untuk menulis naskah tentang cerita rakyat yang berjudul malin kundang
3.tidak ada
Wah, tak sabar membaca teks drama yang Putri buat.
1) Berdasarkan ide sendiri (orsinal)
2) Sudah, saya akan membuat cerita roro jongrang dgn alur yg lebih seru, lucu dan menarik agar lebih masuk untuk jaman sekarang.
3) Tidak ada
Bagus jika dibuat menjadi lebih kekinian.
1.menurut saya lebih mudah menulis karena ide sendiri
2.ada,saya berfikiran untuk menulis cerita yang berkaitan dengan kisah malinkundang
3tidak ada
Tak sabar menanti naskah Malin Kundang. Semoga ada ciri pembeda yang khas, ya.
1. Menurut saya, lebih mudah memanfaatkan ide yg sudah ada seperti teks cerita drama
2. Belum
3. Tidak
Semoga bisa segera menemukan ide yang tepat.
1. Menurut saya lebih mudah menulis naskah drama berdasarkan ide sendiri, karena alur cerita dapat diubah sesuai dengan imajinasi kita dan lebih bebas menentukan tokoh yang memerankan alur cerita.
2. Iya, saya memiliki ide cerita mengenai seorang petani yang bermimpi menjadi kaya, namun jika ingin kaya pastilah harus berusaha, menceritakan tentang lika-liku perjalanan sang petani mencapai keinginannya.
3. Tidak, materi sangat jelas dan mudah dipahami.
Jawaban yang bagus. Ditunggu ide ceritanya menjadi sebuah naskah drama yang utuh.
1. Lebih mudah menulis naskah drama berdasarkan ide sendiri (original)
2. Menemukan, yaitu dengan cara membaca
3. Tidak ada
Ditunggu hasil karya Fadjerin.
Jawaban Pertanyaan Pematik :
1. Menurut saya, membuat naskah drama akan lebih mudah jika kita memanfaatkan ide-ide yang sudah ada, Dikarenakan ide cerita tersebut, alur, dan unsur unsur yang lainnya akan lebih. Jadi dengan membuat naskah drama jauh akan lebih mudah.
2. Kerangka Cerita Rakyat berjudul “Malin Kundang”
a. Prolog : Malin berencana meninggalkan desanya dan mencari kehidupan yang lebih baik.
b. Dialog : –
c. Orientasi : Suatu hari, ia berencana meninggalkan desanya dan mencari kehidupan yang
lebih baik.
d. Komplikasi : 1. Malin Kundang menjadi kaya raya sebagai seorang kapten kapal.
2. Malin Kundang tidak mengakui ibunya dan berkata bahwa ia tidak mengenalnya.
3. Penduduk desa sangat marah dengan sikap Malin Kundang dan mengusirnya
e. Klimaks : 1. Tiba-tiba badai datang dan kapal terombang-ambing di tengah laut.
2. Kapal Malin Kundang tenggelam
f. Resolusi : Malin Kundang akhirnya meninggal dan ibunya sangat sedih akhirnya memaafkan perilaku putranya
g. Epilog : menunjukkan bahwa kesombongan dan keangkuhan bisa membawa akibat yang buruk, dan mengajarkan bahwa kita harus tetap rendah hati.
SUMBER : CERITA RAKYAT MALIN KUNDANG
3. Tidak Ada
*mencoba mengirim lagi*
Wah, jawaban yang sangat lengkap sekali, Altara. Tetap semangat belajar, ya.
1. Menurut saya lebih mudah membuat teks naskah menurut ide sendiri
2. Saya memiliki ide untuk membuat drama cerita rakyat yang digabungkan dengan lelucon agar lebih menarik nantinya untuk dilihat dan penonton tidak bosan melihat drama nya
3. Sudah mengerti kak
Benar. Harus ada sesuatu yang pembeda sehingga membuat lebih menarik.
1. kalo menurut saya menulis naskah drama dengan ide sendiri karena itu akan membantu agar kita menjadi kreatif dalam membuat naskah drama
2. ya saya mempunyai ide utk membuat naskah drama tentang cerita rakyat yg berjudul *roro jonggrang meskipun temanya bercerita rakyat namun isi dari drama itu sedikit saya modif agar menjadi drama yg kreatif
3. tidak
Dari jawaban Vera sudah sangat terlihat sekali pembeda dan unsur kreatifnya.
1) lebih mudah menulis drama menggunakan ide sendiri karna lebih mudah berpikir leluasa
2) belum
3)Tidak ada
Terima kasih, Andika, telah berbagi jawaban dengan tepat dan singkat.
1.lebih mudah memanfaatkan ide yg sudah ada karna bisa di jadi refrensi
2.cerita Malin Kundang
3. Tidak
Bagus. Singkat sekali jawabannya, ya. Semoga materinya benar-benar bisa dipahami.
1. Ide sendiri
2. Ya
3. Insyaallah tidak
Jawaban yang singkat, tapi tepat. Ditunggu hasil karyanya.
1)jawab:Memanfaatkan ide yang sudah ada
karena:Kita bisa memikirkan alur drama sendiri dan merubah sedikit kalimat nya dan sifat tokoh masing-masing
2)Jawab:Cerita rakyat batu menangis
A)Prolog:seorang janda dan anak perempuannya yang sangat cantik tetapi memiliki sifat buruk dan pemalas
B)Dialog:-
C)Orientasi:Pada zaman dahulu kala, di atas sebuah bukit kecil yang jauh dari pemukiman penduduk, di daerah Kalimantan Barat hiduplah seorang janda yang sangat miskin bersama seorang anak gadisnya Yang memiliki sifat Buruk.
D)Komplikasi:1.Gadis itu mengangap Ibunya sebagai pembantu rumah
2.Gadis itu menjadikan ibunya budak
e)Klimaks:Tiba tiba tubuh gadis itu sedikit demi sedikit menjadi batu
F)Resolusi:Gadis itu berubah menjadi batu,ia menangis dan meminta maaf ke ibunya tetapi semua sudah terlambat gadis itu sudah berubah menjadi batu
G) Epilog:bahwa seorang anak tidak boleh durhaka kepada orangtuanya karena jika seorang anak sampai durhaka terhadap orangtua, utamanya ibu yang sudah mengandung, melahirkan dan membesarkan, maka malapetaka pada masa depan
3)Jawab:Tidak ada
Jawaban yang sangat lengkap sekali. Jadi, tak sabar membaca naskahnya secara utuh.
1.ide diri sendiri
2.
3.paham
1.ide diri sendiri
2.bawang putih baik bawang merah jahat
3.paham
Kurang lengkap, Dava. Seharusnya ditulis, apa saja pembedanya dengan dongeng/cerita rakyat tersebut.
1) lebih mudah menulis drama menggunakan ide sendiri karena lebih mudah berpikir leluasa.
2) belum
3) tidak ada
Terima kasih atas jawabannya, Nadhif.
1.menurut saya lebih mudah menulis naskah drama berdasarkan ide sendiri
2. saya mempunyai ide untuk menulis naskah drama, naskah drama tersebut adalah tentang legenda danau toba. Naskah drama tersebut akan saya kembangkan berdasarkan ide saya sendiri dan menjadi naskah yang mudah di pahami oleh pembaca naskah saya.
3. Tidak
Bagus, Rafeyfa.
1. menurut saya lebih mudah menulis naskah drama berdasarkan ide sendiri (original). karena dengan membuat naskah drama yang di tulis sendiri saya lebih mudah mengingat alur drama dan lebih bisa mengekspresikan cerita drama tersebut.
2. saya dari kelompok 3 membuat naskah drama cerita rakyat yaitu bawang merah dan bawang putih. saya menjadi orang tua bawang merah yang bersikap sangat jahat kepada bawang putih. begitupun dengan bawang merah. mungkin drama ini akan asik untuk di tonton.
3. menurut saya tidak. saya sudah paham mengenai materi tersebut.
Baik, Ranyshia. Tetap semangat dalam belajar.