Puasa itu sendiri memiliki beberapa jenis seperti puasa wajib, puasa sunnah, dan puasa haram. Pada pembahasan kali ini, saya tak ingin membahas apa itu puasa? Apa saja jenis-jenisnya? Bukan. Bukan hal itu yang menjadi pokok pembahasan. Namun akan dipersempit pada upaya kita dalam berpuasa.
Mari kita mulai membahas?
Pernahkah saudara puasa dengan tidak makan sahur?
Mungkin sebagian orang pernah. Alasan yang sering digunakan adalah tertidur. Terlepas dari itu semua, ketidaksahuran yang dilakukan orang berpuasa membuat mereka kurang bersemangat? Benarkah?
Ya. Mungkin bagi sebagian orang kekurang bersemangatan itu ada. Tapi, bagi para ahli puasa. Mungkin cukup dengan minum air putih saja, tanpa memakan nasi atau sahur berat tak ada masalah.
Saat ini, kita memasuki bulan Syawal. Puasa tarwiyah adalah di mana terdapat puasa arafah. Ya. Puasa tarwiyah dan arafah. Sebelum membahas lebih jauh, mari kita ketahui definisi kedua jenis puasa sunnah tersebut. Puasa tarwiyah adalah puasa pada tanggal delapan Dzulhijjah yang biasa diamalkan oleh umumnya kaum muslimin. Puasa Arafah adalah puasa pada tanggal 9 Dzulhijjah. Pada saat itu kaum muslimin yang melakukan ibadah haji berkumpul wukuf di padang Arafah. Biasanya umat muslim itu melakukan kedua jenis puasa tersebut.
Dalam peribadatan puasa tersebut, saya tergelitik tatkala menemukan sebuah status teman di Facebook. Di mana ia mengeluhkan tentang dirinya yang tidak sahur. Berikut printscreennya:
Usia memang boleh bertambah, tapi rasanya kedewasaan tak ada dalam dirinya. Bukan saya bermaksud menghakimi atau mendakwahi semua pembaca. Tapi, bukankah tatkala kita mengeluhkan diri. Semakin bertambah pula kesakitan dalam tubuh. Bukankah lebih enak jika kita bersyukur.
Allah Ta’ala berfirman,
فَمَن
تَطَوَّعَ خَيْرًا فَهُوَ خَيْرُُ لَّهُ
“Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itu lah yang lebih baik baginya.” (Qs. al-Baqarah: 184).
Semoga di bulan syawal ini, kita bisa meraih banyak pahala dari-Nya. Selamat berpuasa. Selamat hari raya
Idul Adha.