Resolusi 2019 menjadi tagar yang menghiasi lini masa pertemanan di beberapa sosial media yang kumiliki. Ada banyak sekali teman yang menulis keinginan atau harapan di tahun ini. Sayangnya, dalam menulis harapan tersebut kurangnya target atau ukuran pencapaian. Ada pula yang terlihat begitu ambisius menulis resolusinya. Apakah salah jika begitu? Tidak juga.
Membuat resolusi seyogyanya sesuai dengan kemampuan kita. Pun, resolusi bisa dijadikan motivasi untuk maju. Tapi, kalau misal resolusi terlalu banyak atau “besar” terkadang bisa jadi bumerang bagi kita. Tak sedikit akun di sosial media yang mengingatkan resolusi kita di tahun kemarin. “Mengingatkan” di sini malah kadang bisa diartikan “mengeceh” bagi sebagian yang lain. Makanya, kita harus siap dengan segala yang telah kita tulis.
Aku sendiri di tahun 2019 ini masih memiliki resolusi kok. Bedanya, jika di tahun 2018, aku memilih mempublikasikannya (baca di sini). Sekarang, aku lebih menyimpan dalam hati. Hanya aku, Allah, dan kuharap kamu (yang masih kucari dalam doa) yang tahu.
Yang jelas, resolusi di tahun ini menjadi pribadi yang lebih sehat. Agar bisa melaksanakan rentetan aktivitas yang sedemikian padat.
Ngomong-ngomong mengenai resolusi, aku ingin mengevaluasi diri mengenai pencapaian tahun 2018. Sekalipun ada beberapa yang tak sesuai dengan harapan, tapi aku tidak malu untuk menyampaikannya. Siapa tahu, teman-teman pembaca yang budiman dapat mengambil hikmah dan faedahnya. *eh
Berikut resolusi yang kutulis di tahun 2018:
1.Membuat checklist harian
Kelihatannya mudah banget ya? Tapi, pada kenyataannya aku tidak bisa konsisten setiap
harinya. Malah membuat checklist hanya bertahan di bulan-bulan awal saja.
harinya. Malah membuat checklist hanya bertahan di bulan-bulan awal saja.
Kalau di rating ya, paling aku dapat skor 1 dari 5 bintang. Ah. Betapa ngenesnya ya?
2. Rajin posting di blog
Resolusi kedua ini menggelikan banget. Pasalnya, tahun 2018 tulisanku malah lebih sedikit dibandingkan 2017. Aku hanya bisa mosting 13 tulisan, sedangkan di tahun 2017 bisa menembus 44 postingan. Padahal, tujuan ganti domain dotcom biar lebih semangat nulisnya. Tapi, malah menjadi seperti ini.
3. Mengebom media massa
2018 aku masih giat mengebom media massa, hanya saja hasilnya tidak memuaskan. Cerpen yang berhasil menembus media massa hanya 5, beda dengan tahun 2017 mencapai 15 judul. Dari kejadian itu, aku memang harus instropeksi agar menambah bahan bacaan dan lebih giat mengirim ke media
massa.
massa.
4. Menulis buku baru
Nah, di tahun 2018, aku menulis ulang novel “Rindu Paling Akbar” yang sempat mangkrak. Sebenarnya sudah selesai sejak 2015, tetapi aku perlu memperbaikinya di beberapa sisi. Beberapa bagian atau episode novel tersebut, aku unggah di Sweek. Kalian bisa membacanya di sini.
Selain menulis novel, aku juga menulis naskah panjang lainnya. Seperti mengembangkan produk skripsi menjadi bacaan populer, lalu sebuah calon novel yang mencapai 75 halaman, dan kisah daftar beasiswa S2. Ketiga naskah tersebut walaupun sudah selesai dan hampir selesai tak juga kupublikasikan. Ingin sih rasanya
mengirimkan ke penerbit mayor. Semoga di tahun ini bisa teralisasi dan mendapatkan penerbit yang tepat. Bantu doa ya!
mengirimkan ke penerbit mayor. Semoga di tahun ini bisa teralisasi dan mendapatkan penerbit yang tepat. Bantu doa ya!
O ya, sekalipun tidak memiliki buku baru, tapi tahun 2018 aku memiliki satu buku antologi lho. Buku antologi tersebut hasil lomba yang digelar Wonderland Publisher.
5. Membidani Buku
Nah, kalau soal membidani buku. Aku mengedit satu naskah di suatu penerbit dan satu naskah Wattpad bersama dua editor lainnya. Selain itu, aku juga sempat alias lebih tepatnya hampir membidani buku hasil lomba. Tetapi, karena satu dan lain hal. Aku tak jadi melakukannya. Hanya saja, aku senang sekali di resolusi
kelima ini tercapai di akhir-akhir 2018. Waktu itu, teman-teman Info Literasi Situbondo membuat buku elektronik yang hanya disebarkan di grup WA (terbatas). Dari sana, para anggota bebas memilih menulis cerpen, puisi atau esai.
kelima ini tercapai di akhir-akhir 2018. Waktu itu, teman-teman Info Literasi Situbondo membuat buku elektronik yang hanya disebarkan di grup WA (terbatas). Dari sana, para anggota bebas memilih menulis cerpen, puisi atau esai.
Buku elektronik itu sendiri sebagai komitmen awal, bahwa kami ada dan benar-benar ingin berkarya. Besar harapannya, Info Literasi Situbondo ini bisa menghasilkan karya baru di tahun 2019, dalam bentuk cetak tentunya.
Jika teman-teman mau dibantu membidani buku atau sekadar sharing, bisa juga menghubungi aku ya!
6. Kuliah S2
Ini resolusi yang memang direncanakan sebelum lulus kuliah S1 pada tahun 2017. Hasilnya bagaimana kira-kira?
Tahun 2018 aku masih belum menyandang status sebagai mahasiswa pascasarjana kok. Hanya saja, di tahun tersebut aku mengikuti seleksi pendaftaran beasiswa LPDP. Untungnya, aku lolos karena faktor lucky. Walaupun lolos, aku tak langsung kuliah. Aku baru bisa kuliah di tahun 2019 dengan syarat mendapatkan LoA atau sejenis surat keterangan diterima kuliah. Oleh karena itu sekarang aku mengikuti Pengayaan Bahasa Inggris hasil bekerja sama dengan LPDP Kemenkeu RI dan Universitas Negeri Malang.
Sambil lalu memperbaiki skor TOEFL, aku juga akan berjuang mendapatkan LoA. Kalau di Universitas Negeri Malang sih, ada 3 gelombang masuk pascasarjana. Dan aku udah memilih pada gelombang keberapa untuk tes. Doanya ya, semoga aku dimudahkan!
7. Aktif mengikuti sayembara menulis
Nah, kalau yang ini sudah jauh berkembang dibandingkan 2017 yang hanya mengikuti dua lomba. Di tahun 2018 ini, aku mengikuti belasan lomba. Hanya saja, cerpen “Ladang Sunyi” saja yang menjadi nominator cerpen terpilih di Antologi Cerpen “Hujan Kunang-Kunang” terbitan Wonderland Publisher.
Dari tujuh resolusi yang kubuat di tahun 2018 beberapa di antaranya bisa dikatakan hampir berhasil itu terdapat pada butir (5), (6), dan (7). Sementara yang lainnya masih perlu dievaluasi.
Bagi teman-teman yang menulis resolusi 2019, kalian hanya perlu konsisten untuk mencapai target. Selain itu, juga bisa mengevaluasi pencapaian selama 2018.
O ya, sebagai penutup sebenarnya, aku ingin menulis tulisan ini di awal Januari. Tetapi, karena rasa malas menguasai, aku baru menulis di akhir Januari. Semoga saja masih bisa bermanfaat ya! Sekalipun sudah banyak yang menulis tema ini. Semangat! Semoga dimudahkan mencapai resolusinya!
Salam,
Gusti Trisno