Tahun 2021 memang telah berlalu delapan hari. Banyak orang yang telah bersiap menyongsong 2022 dengan resolusi yang begitu mencerahkan harapan penuh arti. Namun, sebelum membuat resolusi ada baiknya membuat evaluasi.
Kalian setuju dengan pernyataan tersebut?
Yups. Berbicara tentang evaluasi diri. Aku ingin bercerita tentang penarikan diri di media sosial, baik Facebook, Instagram, maupun blog. Teman-teman pada bertanya, ke mana aku selama ini? Apalagi, sudah hampir setahun benar-benar seolah pergi tanpa aktivitas? Hehe.
Alasan pertamaku pergi sejenak dari aktivitas media sosial itu adalah fokus mengerjakan tesis. Alhamdulillah, pada 11 Desember 2021, aku telah melaksanakan wisuda. Aku juga lulus dengan nilai pujian dan tentu tepat waktu. Sebuah syukur yang begitu berlipat.
Alasan keduanya adalah fokus mengembangkan bisnis penerbitan yang kurintis. Jagat Litera nama penerbitnya. Penerbit ini diluncurkan pada momen 7721. Lewat penerbit ini, aku belajar memenejemen waktu dan tim. Alhamdulillah, selama Juli hingga Desember 2021, penerbitku telah menerbitkan 49 judul buku ber-ISBN.
Nah, kini, di awal tahun 2022, in sya Allah aku kembali di perpostingan IG, blog, dan Facebook. Yups. Aku ingin mengadakan resolusi besar-besaran pada aktivitasku.
Apa itu resolusi?
Resolusi dapat diartikan sebagai tekad dalam mencapai tujuan, cita-cita, dan rencana yang ingin dicapai pada tahun ini. Biasanya di awal tahun, teman-teman kita sering membuat resolusi yang ingin dicapai. Namun, ada baiknya sebelum membuat resolusi perlu membuat evaluasi atas resolusi di tahun sebelumnya.
Berikut ini dipaparkan contoh evaluasi pencapaian diri di bidang kepenulisan yang kuraih selama tahun 2021.
1. Menerbitkan Buku
Pada tahun 2021, aku menerbitkan dua buku tunggal berjudul Menulis Kreatif dengan Imaji Fantastis dan Melawan Dongeng. Kedua judul buku tersebut, aku terbitkan melalui Penerbit Jagat Litera.
Buku pertama merupakan produk luaran dari tesisku yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar Menulis Cerpen Fantasi Kritis Bersumber Cerita Rakyat Situbondo untuk Siswa Kelas XI SMA. Tesis itu menghasilkan bahan ajar yang telah diujikan secara terbatas di sekolah. Dalam buku ini dipaparkan teknik menulis cerpen, mulai dari proses menemukan ide hingga memublikasikannya. Buku ini juga menjadi buku pertamaku yang menggunakan nama lengkap disertai gelar.
Buku kedua merupakan kumpulan cerpen yang memuat 16 judul cerpen yang memanfaatkan cerita rakyat sebagai latar penciptaannya. Dalam proses menulis buku ini, aku perlu belajar teori intertekstualitas Derrida. Cerita rakyat yang diinterteks itu berasal dari Situbondo, Banyuwangi, dan Jember, serta cerita rakyat populer di Indonesia, seperti Timun Mas, Jaka Tarub, dan Malin Kundang. Beberapa cerpen di buku ini sebelumnya ada yang dimuat di media massa dan memenangkan perlombaan. Contohnya, cerpen Laut yang Terancam dimuat di Kompas.id dan cerpen Ada Senja di Bedadung memenangkan lomba menulis cerita rakyat Jember yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata Jember.
Kedua buku ini aman dibaca oleh pembaca dari segi usia lho. Sewaktu proses prapesan, paket buku ini dihargai 135 ribu dengan banyak bonus lho, berupa pembatas buku, postcard, gantungan kunci, dan notebook.
Tak hanya menerbitkan buku secara tunggal, dua karyaku juga masuk ke dalam antologi bersama di tahun ini. Pertama, kumpulan cerpen berjudul Makhluk Manis di Hujan Gerimis yang diterbitkan oleh Penerbit Loka Media Cab. Tegal. Buku ini merupakan produk luaran dari lomba menulis cerpen yang kuikuti. Kedua, buku Menghitung Jejak Sekolah Inspirasi yang diterbitkan oleh UM Press. Buku ini merupakan produk luaran dari tugas kuliah.
2. Buku yang Disunting
Sepanjang tahun 2021, ada sembilan judul buku yang kuedit terdiri atas (1) 3 judul buku yang kuedit di AT Press Cab. Surabaya dan (2) 6 judul buku yang kuedit di Penerbit Jagat Litera.
Yups. Sebelum mendirikan Jagat Litera, aku telah bekerja sebagai editor lepas di beberapa penerbit. Nah, awal tahun 2021, aku menjadi editor di AT Press Cab. Surabaya. Setelah mengedit 3 judul buku, aku cuti untuk fokus pada tesis sampai akhirnya mendirikan Jagat Litera.
Sebagai CEO Penerbit Jagat Litera, tugasku paling akhir adalah memastikan naskah benar-benar siap terbit. Walaupun, begitu kadang ada beberapa penulis yang memang meminta dikawal proses bukunya hingga siap terbit. Makanya, aku terkadang menjadi editor.
Judul-judul buku yang kuedit sepanjang 2021 dapat dibaca pada gambar berikut.
3. Prestasi
Berbicara tentang prestasi sepanjang tahun 2021, aku sangat bersyukur. Sebab, ada banyak keajaiban yang muncul.
Lulus dengan nilai pujian (cumlaude) dan menjadi nominator wisudawan terbaik nonakademik di tingkat Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang adalah pencapaian yang melebihi ekspestasiku selama menjadi mahasiswa S2 Pendidikan Bahasa Indonesia Universitas Negeri Malang.
Di samping prestasi tersebut, prestasi menulisku juga penuh kejutan. Diawali sebagai Juara 2 Menulis Cerpen Hujan yang diselenggarakan oleh Penerbit Lokamedia Cab. Tegal, aku mendapatkan satu eks buku terbit gratis dan relasi baru di bidang kepenulisan. Lalu, menjadi Pemenang Harapan Kompetisi Menulis Cerita Bergambar Jalur Rempah yang diselenggarakan oleh Kemendikbud yang membuatku mendapatkan uang sebesar 7,5 juta (sebelum dipotong pajak). Hadiah lomba ini membuatku bisa ganti hape baru lho.
4. Cerpen di Media Massa
Dari segi pemuatan cerpen, jumlah judul yang dimuat di media massa ada pada tahun 2021 sebanyak 16 judul, sementara pada tahun 2020 sebanyak 8 judul. Artinya, pada tahun 2021, judul yang dimuat lebih banyak ketimbang tahun 2020.
Membahagiakan bukan?
Judul-judul cerpen yang dimuat pada tahun 2021 dapat dibaca dengan mengikuti pranala berikut ya.
- Titik Temu (Radar Malang, 10 Februari 2021)
- Perempuan yang Tak Berani Bermimpi (Gokenje.id, 10 Februari 2021)
- Metaformosis Bidadari (Teplok.id, 13 Februari 2021)
- Pandemi Derita (Harian Bhirawa, 26 Februari 2021)
- Cinta Kekirian (Medan Pos, 28 Februari 2021)
- Mengaku Nabi (Radar Mojokerto, 7 Maret 2021)
- Bukan Boneka Keluarga (Tanjung Pinang Pos, 21 Maret 2021)
- Ada Senja di Bedadung (Lensa Rakyat, 26 Maret 2021)
- Perjalanan Kenangan (Koran Merapi, 26 Maret 2021)
- Mami (Radar Bromo, 28 Maret 2021)
- Harapan Jatuh (Bangka Pos, 15 Agustus 2021)
- Percobaan Rasa Malu (Harian Bhirawa, 17 September 2021)
- Laut yang Terancam (Kompas.id, 25 September 2021)
- Rahasia Dapur (Solo Pos, 26 September 2021)
- Kutukan Kenangan (Radar Banyuwangi, 16 Oktober 2021)
- Bus dan Kejadian di Dalamnya (Bangka Pos, 19 Desember 2021)
Eits, evaluasi 2021 ini belum usai ya. Sebab, aku masih ingin membahas evaluasi lainnya pada bagian kedua sekaligus cara membuat resolusi berdasarkan evaluasi.
In sya Allah akan diposting besok ya.
Selamat menunggu.